IKIP BIOLOGI

Select Menu
  • Home
  • Blogging
    • Tutorial Blogspot
    • CSS
    • jQuery
    • Widget
  • Tools
    • Font Awesome
    • HTML Editor
    • HTML Encrypter
    • Code Color
    • Responsive Cek
  • Sitemap
  • Static Page
  • Error Page
Home » Menyublim Atau Sublimasi Praktikum Lab » Menyublim Atau Sublimasi

Minggu, 14 September 2014

Menyublim Atau Sublimasi

Unknown
2 Comments
Menyublim Atau Sublimasi Praktikum Lab
Minggu, 14 September 2014


Disusun oleh:

Nama Anggota Kelompok.

 1. I Gusti A.A Putri Wardanyati (12320011)
       2.Gusti Putu Agus Arya Suardinata (12320010)  
3. M. Dimas Pujantara Fauzi (12320013)
4. I Gust Agusi Palguna Artha (12320007)
 
BAB I
 PENDAHULUAN 
1.1 LATAR BELAKANG 
Salah satu perubahan wujud yang dapat digunakan untuk pemisahan campuran adalah menyublim atau sublimasi. Sublimasi adalah perubahan wujud zat dari padat ke gas atau dari gas ke padat. Bila partikel penyusun suatu zat padat diberikan kenaikan suhu, maka partikel tersebut akan menyublim menjadi gas. Sebaliknya, bila suhu gas tersebut diturunkan, maka gas akan segera berubah wujudnya menjadi padat.
Penggunaan teknik ini terbatas, karena hanya sedikit zat yang dapat mengalami sublimasi, di antaranya adalah kapur barus, amonium klorida, dan iodium. Bagaimanakah cara kita memisahkan suatu campuran yang mengandung zat yang dapat menyublim?
Cara yang dapat kita lakukan adalah memisahkan partikel yang mudah menyublim tersebut menjadi gas. Gas yang dihasilkan ditampung, lalu didinginkan kembali. Syarat pemisahan campuran dengan menggunkan sublimasi adalah partikel yang bercampur harus memiliki perbedaan titik didih yang besar, sehingga kita dapat menghasilkan uap dengan tingkat kemurnian yang tinggi.

1.2 RUMUSAN MASALAH 
 Bagaimanakah proses pemurnian dengan metode sublimasi untuk senyawa organic dan anorganik dalam hal ini kapur barus ?

1.3 TUJUAN
            Mahasiswa dapat mengetahui proses pemurnian dengan metode sublimasi untuk senyawa organik dan anorganik.


BAB II 
TINJAUAN PUSTAKA

            Apabila ada dua zat atau lebih di dalam campuran yang tidak mengalami reaksi kimia , maka hasil komponen campuran tersebut memiliki sifat-sifat yang tetap. Campuran yang mamiliki sifat-sifat yang tetap ini dapat dipisahakan dengan cara fisika , yaitu pemisahan berdasarkan sifat-sifat yang tampak , antara lain berdasarkan titik didihnya , densitas dan daya serapnya. Setiap unsur atau senyawa yang merupakan komponen penyusun campuran dalam keadaan temperatur dan keadaan yang sama mempunyai sifat-sifat dasar yang identik dengan zat murni. Teknik-teknik pemisahan campuran banyak macamnya , antara lain destilasi , ekstraksi , filtrasi , sublimasi , dan sentrifugasi (Tim Penyusun Pemisahan Kimia , 2010).
Sublimasi adalah perubahan wujud zat dari padat ke gas atau dari gas ke padat. Bila partikel penyusun suatu zat padat diberikan kenaikan suhu, maka partikel tersebut akan menyublim menjadi gas. Sebaliknya, bila suhu gas tersebut diturunkan, maka gas akan segera berubah wujudnya menjadi padat.Cara yang dapat kita lakukan adalah memisahkan partikel yang mudah menyublim tersebut menjadi gas. Gas yang dihasilkan ditampung, lalu didinginkan kembali. Syarat pemisahan campuran dengan menggunkan sublimasi adalah partikel yang bercampur harus memiliki perbedaan titik didih yang besar, sehingga kita dapat menghasilkan uap dengan tingkat kemurnian yang tinggi(Dennifa,2010).
Sublimasi adalah proses perubahan zat dari fasa padat menjadi uap , dan uap dikondensasi langsung menjadi padat tanpa melalui fasa cair. Pada proses sublimasi, senyawa padat apabila dipanaskan akan menyublim, langsung terjadi perubahan dari padat menjadi uap tanpa melalui fasa cair terlebih dahulu (Basset,1994).
Cara kerja sublimasi adalah zat yang akan disublimasi dimasukkan dalam cawan/gelas piala untuk keperluar sublimasi, ditutup dengan cawan, berisi es batu , kemudian di panaskan dengan api kecil pelan-pelan. Zat padat akan menyublim berubah menjadi uap, sedangkan zat penyampur tetap padat. Uap yang terbentuk karena adanya proses pendinginan berubah lagi menjadi padat yang menempel pada dinding alat pendingin. Bila sudah tidak ada lagi zat yang menyublim , dihentikan proses pemanasan dan di biarkan dingin supaya uap yang terbentuk menyublim semua kemudian zat yang terbentuk dikumpulkan diperiksa kemurniannya. Bila kurang murni diulang proses subliasi sampai didapatkan zat yang murni (sudja,1990).


BAB III 
 ALAT DAN BAHAN




1. Alat :
            a. Beker gelas                                     
b. Gelas Ukur
            c. Lampu spritus
            d. Hot plate / Cawan
            e. Spatula
            f. Kertas saring
            g. Kaki Tiga
            h. Alat pengaduk
            i. Neraca

2. Bahan :
            a. kapur barus kotor
            b. Es batu 

BAB IV
 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 PROSEDUR
            1.Mengambil 10 gram kapur barus kotor kemudian di masukkan ke dalam beker gelas.
            2. Meletakkan kapur barus tersebut diatas kasa asbes dan kaki tiga.
            3. Meletakkan cawan porselin sehingga menutup mulut beker gelas.
            4. Meletakkan es batu pada cawan porselin
            5. Memanaskan menggunakan lampu spiritus dibaeah beker gelas.
            6. Menunggu semua kapur barus sampai menyublim.
            7. Mengaduk kapur barus yg sudah menyublim dan sampai timbul kristal.
            8. Mengambil kristal dipantat cawan porselin dengan spatula lalu didinginkan.
            9. Menentukan massa kristal yang terbentuk dengan neraca.
            10. Mencari perbandingan massa kapur barus kotor yang dipakai dengan kristal yang terjadi.

4.2 HASIL PENGAMATAN
Sebelum Pengamatan :
1.      Sebelum digerus kapur barus berwarna putih, dan berbentuk bulat
2.      Berat kapur barus mula-mula 10 gram
3.      Berat es batu mula-mula 10 gram
Setelah Pengamatan
1.      Setelah digerus,kapur barus dimasukkan ke dalam beker gelas dan meletakkan di atas kaki tiga, lalu meletakkan cawan yang sudah berisi es batu di atas beker gelas, dan memastikan tidak ada uap air keluar.
2.      Dalam waktu 1 menit kapur batus d panaskan, sudah terjadi uapan air dan timbulnya gas di dalam beker gelas.
3.      Setelah kira-kira 5 menit kemudian kabur barus mulai semakin menyublim dan habis.
4.      Setelah kapur barus benar-benar habis, kapur barus didiamkan sebentar hingga proses penyubilman benar-benar selesai sampai menemukan kemurnian dari kapur barus tersebut.
5.      Mengumpulkan zat dari hasil penyubliman lalu di timbang.
6.      Warna kapur barus yang mengkristal yaitu putih kehijau-hijauan
7.      Bau khas dari kapur barus.
8.      Wrna lelehan dari kapur barus tidak berwarna.
9.      Hasil reaksi yang di dapat :
-          Kapur barus disublimasi     ->     terbentuk kristal-kristal murni kapur barus yang menempel pada punggung cawan. Kapur barus berbentuk seperti jarum atau monoklin.
-          Kristal ditimbang        ->      Berat Kristal adalah 6,5 gram
4.3 Perhitungan 
            Zat pengotor = (Massa kapur barus awal – massa naftalen murni)
                                  = 10 gram – 6,5 gram = 3,5 gram
            Perbandingan = Masaa kapur barus kotor : massa Kristal
                                    = 10 : 6,5
                                    = 5 : 2
4.3 Pembahasan
 
Sublimasi
       Pada percobaan terakhir yaitu sublimasi pada kamfer (naftalen) kotor. Pemurnian naftalen dengan menggunakan proses sublimasi dikarenakan sifat naftalen yang mudah menyublim dan merupakan padatan kristal yang tak bewarna (Riswiyanto,2003). Reaksi dari naftalen berlangsung dengan sangat cepat. Hal ini disebabkan zat padat dalam proses sublimasi mengalami proses perubahan langsung menjadi gas tanpa melalui fase cair, kemudian terkondensasi menjadi padatan atau kristal kembali. Sehingga dalam proses sublimasi, naftalen tidak berubah menjadi senyawa lain, hanya berubah bentuk  (fase) dari padat ke gas. Pada proses sublimasi naftalen, beker gelas yang sudah di isi dengan kapur barus kotor diatasnya dipasang cawan yang berisi es batu fungsinya untuk melihat perubahan warna pada kamfer namun tetap mengisolasi massa naftalen didalam sistem. Lalu, dilakukan pemanasan dengan api yang kecil sehingga terbentuk kristal-kristal di permukaan bawah cawan yang diletakkan es pada permukaan atasnya, fungsi es yaitu sebagai penyerap kalor dalam gas naftalen agar mengalami rekristalisasi. Pada percobaan diperoleh berat kapur barus murni yaitu 6,5 gram yang sebelumnya berat kapur barus adalah 10 gram, Berarti hasil naftalen yang didapatkan tidak benar – benar murni, hal ini dapat disebabkan karena pengaruh lingkungan sekitar sehingga tidak semua pengotor dapat dipisahkan serta tutup cawan pada saat di uapkan tidak tertutup rapat, dan alat ukur yang digunakan. Kristal naftalen yang didapat yaitu dari bentuk kristal yang seperti jarum (monoklin) dan bentuk kristal yang didapatkan lebih tipis dan jernih dari pada sebelum sublimasi.
Suka Artikel? Bagikan: Facebook Twitter Google+

2 Comments

avatar
Balas
Unknown delete 13 September 2020 pukul 21.03

Makasih, Kak untuk pembahasannya

avatar
Balas
Egylsnd delete 3 Juni 2021 pukul 20.40

terimakasih

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Cari Blog Ini

Postingan Populer

  • Menyublim  Atau Sublimasi
    Menyublim Atau Sublimasi
    Disusun oleh: Nama Anggota Kelompok.  1. I Gusti A.A Putri Wardanyati (12320011)         2.Gusti Putu Agus Arya Sua...
  • SISTEM SIRKULASI VERTEBRATA
    SISTEM SIRKULASI VERTEBRATA
    DOWNLOAD PPT : http://www.mediafire.com/view/0gtlqraxjhu8mf3/Presentation1.pptx 2.1 ASAL USUL SISTEM SIRKULASI Mesoderm adalah la...
  • Pengertian EMBRIO/EMBRIOLOGI
    Pengertian EMBRIO/EMBRIOLOGI
    BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Embrio             embrio merupakan eukariot diploid multisel dalam tahap pertama dalam perkemba...
  • ECHINODERMATA
    ECHINODERMATA
    PEMBAHASAN 2.1   Penjelasan Umum Ciri-ciri Umum Echinodermata Berikut ini karakteristik filum echinodermata secara umum : ·  ...
  • Transpor Pada Tumbuhan
    Transpor Pada Tumbuhan
    PEMBAHASAN TRANSPOR PADA TUMBUHAN 2.1 GAMBARAN UMUM MEKANISME TRANSPOR PADA TUMBUHAN Pada tumbuhan transport terjadi pada tig...
  • PENGERTIAN KEBENARAN
    PENGERTIAN KEBENARAN
    BAB II PEMBAHASAN 2.1   Pengertian Kebenaran Kata Kebenaran dapat digunakan sebagai suatu kata benda yang kongrit maupun abstrak....

Arsip Blog

  • ▼  2014 (6)
    • ►  Oktober (2)
    • ▼  September (4)
      • ECHINODERMATA
      • Transpor Pada Tumbuhan
      • Menyublim Atau Sublimasi
      • Pengertian EMBRIO/EMBRIOLOGI

About Me

Unknown
Lihat profil lengkapku

Labels

  • EMBRIO/EMBRIOLOGI
  • Menyublim Atau Sublimasi Praktikum Lab
  • Pengertian Dan Penjelasan Sistem Transport Pada Tumbuhan
  • Pengertian ECHINODERMATA
  • SISTEM SIRKULASI VERTEBRATA

Labels

  • EMBRIO/EMBRIOLOGI
  • Menyublim Atau Sublimasi Praktikum Lab
  • Pengertian Dan Penjelasan Sistem Transport Pada Tumbuhan
  • Pengertian ECHINODERMATA
  • SISTEM SIRKULASI VERTEBRATA

Labels

  • EMBRIO/EMBRIOLOGI
  • Menyublim Atau Sublimasi Praktikum Lab
  • Pengertian Dan Penjelasan Sistem Transport Pada Tumbuhan
  • Pengertian ECHINODERMATA
  • SISTEM SIRKULASI VERTEBRATA
Copyright 2014 IKIP BIOLOGI - All Rights Reserved
Template By Jenny Psychicfio